SMKN 4 Pariaman
SMKN 4 Pariaman
Online
Halo 👋
Apa yang bisa kamu bantu?

Peringkat 10 besar pemenang Lomba Menulis cerita Rakyat

Peringkat 10 besar pemenang Lomba Menulis cerita Rakyat

  • Posted by : Rindu Akiko
  • on : December 03, 2024

 Salah seorang siswi SMKN 4 Pariaman yang bernama Jihan Zarita dari kelas XI Busana hadir ke Hotel Grand Rocky Padang bersama guru Pendamping, yaitu Buk Rafina Putri untuk mengikuti Workshop dan Lomba Menulis cerita rakyat bagi siswa SMA dan SMK se Sumatera Barat

Jihan bersama guru pembimbing dan Kepala Cabdin Wil. II Sumbar

Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 10 hingga 11 November, bertepatan pada hari Minggu dan Senin.


Dari 38 peserta yang mengikuti kegiatan dan Lomba, Jihan berhasil lolos masuk peringkat 10 besar dan berhak mendapatkan penghargaan berupa tabanas. 



Berikut hasil karya dari siswa kita tersebut


ASAL USUL PULAU ANGSO DUO

Konon, di Pulau Angso Duo yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang begitu indah, terdapat kuburan yang memiliki panjang mencapai 6 meter dan ditutupi kain putih dengan ada dua batu nisan yang berukuran besar, kuburan itu merupakan makam seorang guru dari ulama besar di Sumatera Barat yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam yaitu Syekh Katik Sangko.

Di Pulau Angso Duo juga terdapat sebuah sumur tua, yang dianggap beberapa pengunjung makam sebagai sumur keramat. Dan ada sebagian dari banyaknya pengunjung itu mengambil air sumur tersebut. “Katanya untuk membantu pengobatan lumpuh dan rematik. Namun apakah itu benar atau tidak, kita juga tidak tahu”, ujar Samsul Bahri yang bertugas sebagai penjaga di Pulau Angso Duo. Konon, sumur tersebut diprediksi berumur hampir seribu tahun.

Asal muasal dinamakannya sebagai Pulau Angso Duo karena diyakini berasal dari cerita ketika Syekh Katik Sangko dan Syekh Burhanuddin, pulau ini beliau gunakan sebagai tempat bermusyawarah untuk melawan Belanda. Dahulunya, Syekh Katik Sangko tidak terlepas dari catatan perjuangan kedatangan Islam di Pesisir Pantai Pariaman yang dibawa oleh Syekh Burhanuddin.

Beliau menuntut ilmu dan berguru kepada Syekh Abdurrauf di Aceh bersama Abdurrah Singkel selama 30 tahun, kemudian pulang ke Minangkabau pada tahun 1660. Setelah jauhnya berlayar yang dipimpin oleh Katik Sangko, rombongan Syekh Burhanuddin tiba di Pulau Angso Duo di depan Pantai Pariaman dan istirahat selama dua hari. Dan selama itu tersebarlah berita ke masyarakat sekitar bahwasannya terdapat rombongan kapal dari Aceh yang datang dengan tujuan untuk mengembangkan agama baru. Sehingga Kalik-kalik Jantan atau Penyihir yang mendengar berita tersebut marah.

Setelah tiba di Pantai, kedatangan mereka tidak disambut dengan baik. Bahkan mereka ditolak sebelum menyampaikan maksud kedatangan nya. Maka terjadilah perkelahian antara rombongan Katik Sangko dan Kalik-kalik Jantan. Karena mengetahui Kalik-kalik Jantan kebal terhadap senjata tajam, akhirnya Katik Sangko pun yang melapor kepada Syekh Burhanuddin. Syekh Burhanuddin menyuruh Katik Sangko untuk kembali ke Aceh untuk melapor kepada Syekh Abdurrauf tentang kejadian ini dan meminta petunjuk bagaimana mengalahkan Kalik-kalik Jantan.

Setelah Syekh Abdurrauf mengajarkan cara menghilangkan ilmu kebal Kalik-kalik Jantan kepada Katik Sangko, setelah itu Katik Sangko kembali ke pulau Angso Duo dengan membawa 150 bala bantuan yang lebih berpengalaman dalam berperang. Dan paginya pertempuran pun kembali berlanjut, dari pertempuran yang terus menerus. Banyak pertumpahan darah dan memakan korban jiwa. Walaupun begitu, rombongan Katik Sangko bisa mengalahkan rombongan Kalik-kalik Jantan.

Sayangnya selama menetap di Pulau Angso Duo, Syekh Katik Sangko meghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di Pulau ini. Sugguh peristiwa yang mengharukan yang terjadi. Makam beliau menjadi legenda di Angso Duo, dan makam beliau juga dirawat dan dipelihara sebagai sebuah bukti sejarah perjalanan Islam di Minangkabau.


----------------------------- ***---------------------------

Biodata Penulis

Jihan Zarita lahir di Batam, 17 Agustus 2008. Yang saat ini bertempat tinggal di Toboh Palabah, Pariaman Selatan, Sumatera Barat. Ia juga saat ini sedang menempuh pendidikan di SMKN 4 Kota Pariaman dan alumni MTSN 2 Kota Pariaman. Pada saat masih SD saya memang suka membaca, baik itu membaca cerpen, hikayat, dan novel.



Share

Post a Comment